Paru-paru
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Paru-paru |
|
Paru-paru menyampingi jantung dan pembuluh darah besar dalam rongga dada[1] |
|
Udara masuk dan keluar ke dan dari paru-paru melalui sebuah jalur cartilaginous — yang dikenal dengan nama bronchi dan bronchioles. Pada gambar ini, bagian dalam paru-paru tissue telah dibuka untuk menampilkan bronchioles[1] |
Paru-paru adalah
organ pada
sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan
sistem peredaran darah (sirkulasi)
vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar
oksigen dari udara dengan
karbon dioksida dari
darah. Prosesnya disebut "
pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai di
pulmo-, dari kata
Latin pulmones untuk paru-paru.
[sunting] Paru-paru mamalia
Paru-paru mamalia bertekstur seperti spons dan tertutupi
epitelium, sehingga permukaan totalnya jauh lebih besar daripada permukaan luar paru-paru itu sendiri. Paru-paru manusia adalah contoh tipikal paru-paru jenis ini.
Bernapas terutama digerakkan oleh otot
diafragma di bawah. Jika otot ini mengerut, ruang yang menampung paru-paru akan meluas, dan begitu pula sebaliknya. Tulang rusuk juga dapat meluas dan mengerut sedikit. Akibatnya, udara terhirup masuk dan terdorong keluar paru-paru melalui
trakea dan
tube bronkial atau bronchi, yang bercabang-cabang dan ujungnya merupakan
alveoli, yakni kantung-kantung kecil yang dikelilingi
kapiler yang berisi darah. Di sini
oksigen dari udara
berdifusi ke dalam darah, dan kemudian dibawa oleh
hemoglobin.
Darah terdeoksigenisasi dari
jantung mencapai paru-paru melalui
arteri paru-paru dan, setelah dioksigenisasi, beredar kembali melalui
vena paru-paru.
Kulit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kulit manusia terdiri atas
epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat
ekskresi karena adanya kelenjar
keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan
dermis.
Hati
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hati (
bahasa Yunani:
ἡπαρ, hēpar) merupakan
kelenjar terbesar di dalam
tubuh, terletak dalam rongga
perut sebelah kanan, tepatnya di bawah
diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi
ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat
racun dan menghasilkan
amonia,
urea, dan
asam urat dengan memanfaatkan
nitrogen dari
asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses
detoksifikasi.
Lobus hati terbentuk dari
sel parenkimal dan
sel non-parenkimal.
[1] Sel parenkimal pada hati disebut
hepatosit, menempati sekitar 80%
volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh
jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat
embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal.
[2] Selama masa tersebut, terjadi peningkatan
transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.
[3]
Lumen lobus terbentuk dari
SEC dan ditempati oleh 3 jenis sel lain, seperti
sel Kupffer,
sel Ito,
limfosit intrahepatik seperti
sel pit. Sel non-parenkimal menempati sekitar 6,5% volume hati dan memproduksi berbagai substansi yang mengendalikan banyak fungsi hepatosit.
Filtrasi merupakan salah satu fungsi lumen lobus sinusoidal yang memisahkan permukaan hepatosit dari
darah,
SEC memiliki kapasitas
endositosis yang sangat besar dengan berbagai
ligan seperti
glikoprotein,
kompleks imun,
transferin dan
seruloplasmin. SEC juga berfungsi sebagai sel presenter
antigen yang menyediakan
ekspresi MHC I dan MHC II bagi
sel T.
Sekresi yang terjadi meliputi berbagai
sitokina,
eikosanoid seperti
prostanoid dan
leukotriena,
endotelin-1,
nitrogen monoksida dan beberapa komponen ECM.
Sel Ito berada pada jaringan perisinusoidal, merupakan sel dengan banyak
vesikel lemak di dalam
sitoplasma yang mengikat SEC sangat kuat hingga memberikan lapisan ganda pada lumen lobus sinusoidal. Saat hati berada pada kondisi normal, sel Ito menyimpan
vitamin A guna mengendalikan kelenturan matriks ekstraselular yang dibentuk dengan SEC, yang juga merupakan kelenturan dari lumen sinusoid.
Sel Kupffer berada pada jaringan intrasinusoidal, merupakan
makrofaga dengan kemampuan
endositik dan
fagositik yang mencengangkan. Sel Kupffer sehari-hari berinteraksi dengan material yang berasal
saluran pencernaan yang mengandung
larutan bakterial, dan mencegah aktivasi efek toksin senyawa tersebut ke dalam hati. Paparan larutan bakterial yang tinggi, terutama paparan
LPS, membuat sel Kupffer melakukan
sekresi berbagai
sitokina yang memicu proses
peradangan dan dapat mengakibatkan cedera pada hati. Sekresi antara lain meliputi
spesi oksigen reaktif,
eikosanoid,
nitrogen monoksida,
karbon monoksida,
TNF-α,
IL-10, sebagai respon
kekebalan turunan dalam fasa
infeksi primer.
Sel pit merupakan
limfosit dengan
granula besar, seperti
sel NK yang bermukim di hati. Sel pit dapat menginduksi kematian seketika pada
sel tumor tanpa bergantung pada
ekspresi antigen pada
kompleks histokompatibilitas utama. Aktivitas sel pit dapat ditingkatkan dengan stimulasi
interferon-γ.
JIKA INGIN TAHU SELENGKAPNYA SAYA SARANKAN MEMBUKA WIKIPEDIA.ORG
SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar